SEBUAH KISAH PETUALANG JEJAK PENGHANTAR KEHIDUPAN BERNAMA "KATARSIS"

0

 


Subang adalah sebagai tempat lahir kami pada
tahun 2011, formasi tetap untuk saat ini ada Gesta
pada posisi vokal dan gitar, Senjaya pada posisi
bass dan Thom Gallagher pada posisi drum. Kami
memilih warna musik kami sebagai pop
underground. Bali menjadi rumah kami tumbuh
kembang didalam proses berkarya kami.

Sebuah cerita perjalanan kami selama 12 tahun
bermusik akhirnya membuahkan hasil yang
cukup melelahkan. Perjalanan yang sangat lama
dengan penuh drama standar adalah lika-liku
proses kehidupan kami untuk bisa melanjutkan
konsistensi dalam berkarya. Menelurkan sebuah
cerita perjalanan yang begitu kompleks yang
kami berjudul "Katarsis". Pada lagu "Mari Menari,
Mari Berlupa" adalah jembatan kami untuk
memberanikan diri untuk menelurkan sebuah
Extended Play (EP) dan menjadi daftarnya
didalam mengindahkan bagian utuh dalam EP ini.

Unsur-unsur dalam materi ini kami
menggabungkan berbagai elemen-elemen jenis
musik yang akhirnya menjadi suatu kesatuan.
Intensitas diskusi, menentukan sebuah konsep
dan vibrasi yang diambil menuai topik yang intim
setiap saat.

SEBUAH KISAH PETUALANG JEJAK PENGHANTAR

KEHIDUPAN BERNAMA "KATARSIS"

"EP ini penggabungan beberapa refrensi seperti
Thomson suka sama Radiohead, Senjaya suka
Jepang-jepangan dan daku dari indiesnya. Maka EP
ini biar dikeluarin aja gitu bahwa inilah Hello
Microphone" ungkap Gesta.

EP ini berisikan empat lagu didalamnya
diantaranya ada "Mari Menari, Mari Berlupa"
menjadi urutan pertama pada daftar EP kami.
Lagu ini pun sudah dirilis via digital musik yang
dirilis oleh SYL Records. Lagu ini berawal dari
sebuah kekhawatiran kehidupan ketika sudah
beranjak dewasa dengan segala
permasalahannya. Semua prosesnya pernah kita
alami sebagai manusia normal. Kehidupan kita
sebagai makhluk sosial adalah suatu keputusan
apa yang kita inginkan. Untuk itu kita rehat
sejenak, mari menari, mari berlupa!

Berikutnya pada urutan kedua EP ini ada
"Katarsis". Dari sebuah dilema problematika yang
dekat dengan kehidupan. Namun, situasi tersebut
tidak dipungkuri akan menjadi suatu landasan
pemikiran yang berkonotasi negatif. Suatu buah
pikiran yang dianggap sebagai hal yang tidak
semestinya dipikirkan sepenuhnya. Solusi yang
diambil adalah melespakannya dan terus
melangkah untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan demi kelangsungan hidup yang lebih
baik.

Pada urutan selanjutnya kami beri judul "Sendu
Sembilu". Suatu penghormatan dan duka cita atas
peristiwa yang menimbulkan banyak korban saat
tragedi 97-98 di Indonesia. Peristiwa sejarah
Indonesia yang tidak bisa dan jangan sampai
dilupakan untuk mengenang suatu perlawanan
terhadap perilaku tirani.

Selanjutnya pada titik terakhir EP ini kami
berjudul "Awan". Mengisahkan tentang
keromantisan seorang bapak dan anaknya
didalam aktivitas komunikatif. Perbincangan
initm untuk mengasah imaji kreatif. Bukan hanya
literasi, hal imajinatif menjadi sebuah
penyeimbang didalam perjalanan empiris.

"Proses perjalanan panjang Hello Microphone yang
akhirnya mengeluarkan sebuah karya ini untuk
dilepas aja. Dan tidak ada visi misi yang signifikan
hehehe. Intinya album yang dirilis ini adalah simbol
kelegaan emosional setelah mengalami ketegangan
dan pertikaian batin akibat suatu lakuan dramatis
dalam proses bermusik", ungkap Gesta.

Perjuangan musisi dan band tidaklah berjalan
mulus. Suatu kendala pun sempat dialami.
Bahkan drama-drama yang dialami selalu
menghampiri setiap musisi dan band untuk
menuju yang lebih baik. Akhirnya mengeluarkan
suatu karya yang ciamik untuk siap-siap disebar
luaskan ke para pendengar. Semoga EP ini
menjadi awal Hello Microphone untuk
menghasilkan lagi karya-karya yang turut
meramaikan skena musik Indonesia! EP ini akan
dirilis masif secara digital.


Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)