Kemajuan teknologi plug in home recording memang canggih, membuat hasil mastering lagu ini sesuai yang kami inginkan atau bisa dibilang hasil rekaman ter-apik dari Teenagers. Cut the bullshit, hahaha! Tapi bukan itu poin pentingnya.
Punk rock seruntulan yang rajin rekaman. Bagi band yang memainkan jenis musik yang tidak sedang menduduki puncak klasemen trend, sekalipun mengikuti kompetisi hal apapun yang menyebalkan, Teenagers memang cukup percaya diri (kalau tak mau disebut bebal). Romansa picisan berbahasa indonesia dengan progresi chord yang membuat para shredder mengernyitkan dahi “kenapa masih ada yang memainkan musik seperti ini?” Yang sudah terlihat jelas kolam dan demand nya sangat surut di hari ini. Apakah Teenagers termasuk sebuah grup yang stagnan, konsisten, atau memang ngeyel? Tak perlu juga kami ambil pusing hal tersebut.
Pemenang merangkum memori, cinta kasih, goresan pena sang kapiran sekaligus menegaskan penerapan prinsip ngeyel, menyebalkan, tak mau mengalah dalam mengejar untuk mendapatkan yang ia inginkan, pun ia tak akan bersembunyi atas segala kebenaran yang ia yakini. Tidak ada motivasi atau trik jitu untuk menggapai kemenangan, terus lakukan, terus lakukan, terus lakukan, terus lakukan, istirahat sejenak, berlari kembali, ukir medalimu sendiri lalu rayakan dengan gegap gempita, sebab semua ini lebih dari sekedar perak dan emas.
