Setelah vakum bermusik selama kurang
lebih 2 (dua) tahun pasca band yang ia gawangi terpaksa harus bubar, kini Agil
Wijaya memantapkan langkahnya untuk kembali terjun ke industri musik tanah air
sebagai seorang soloist. Penanda bahwa ia siap dilahirkan kembali dan
memulai debutnya sebagai seorang soloist ia wujudkan dengan merilis
sebuah single bertajuk “Tuhan Cemburu” ke berbagai platform music
digital macam spotify, iTunes, joox, dll sekaligus dengan MV (Music
Video) yang ia rilis pada kanal YouTube miliknya tanggal 2 Juni 2023.
Single “Tuhan Cemburu” ini bertemakan tentang cinta beda agama. Dalam
lagu ini Agil, sapaan akrabnya, meramu lirik yang mengisahkan kisah pribadinya
saat ia mendapatkan rasa patah hati begitu hebat dari Tuhan karena mencintai
yang bukan umat-Nya. Hal itu ia gambarkan melalui lirik pada bagian verse
yang berbunyi “Aku pernah diberi patah hati oleh Tuhan yang cemburu”.
Menurut Agil banyak
orang yang mengalami hal serupa dengannya yaitu cinta beda agama. Baginya cinta
beda agama penuh misteri yang tidak pernah diketahui bagaimana ujungnya.
Beberapa orang mungkin dapat berhasil, namun sisanya berakhir tragis. Hal
inilah yang mendasari Agil untuk menuliskan kisahnya dalam sebuah lagu. Ia
menggambarkan kisah cinta beda agamanya yang berakhir patah hati.
Sebagai bentuk perayaan patah hati
yang ia rasakan, single pertamanya ini diluncurkan lewat seremoni
sederhana berupa hearing session dan penayangan perdana MV (Music
Video) bertempat di Puspa.LAB, Wates, Yogyakarta. Selain teman dekat dan
penggemar, Agil juga mengundang sederet nama pelaku skena musik dan rekan-rekan
media pada perayaan perilisan single perdananya.
Single ini ditulis sekaligus diaransemen oleh Agil dan proses
rekamannya digarap di Studio Rumah Tua Record. Menariknya, dalam artwork
lagu ini Agil mengajak penggemarnya turut ambil bagian dengan menuliskan quotes
tentang Tuhan Cemburu menurut pengalaman mereka, kemudian quotes
tersebut digoreskan dalam kanvas dan diolah menjadi artwork bersama
dengan tim kreatif Agil Wijaya. Sedangkan untuk MV, seluruh konsep dan storyboard
dibuat sendiri oleh Agil sekaligus diperankan oleh dirinya sendiri. Proses
pengarapan MV dilakukannya bersama-sama dengan seluruh tim kreatif. (*)
Tentang Agil Wijaya
Agil Wijaya, seorang solois dari
Yogyakarta yang memiliki musik bernuansa sendu dan mendayu, memulai karir
bermusiknya kembali sejak pertengahan tahun 2022. Ia sempat vakum bermusik
selama kurang lebih 2 (dua) tahun lamanya pasca band yang ia gawangi harus
bubar. Hal tersebut menyebabkan semangat bermusiknya sempat loyo. Namun segala
bentuk support dari teman-teman terdekatnya membuat dirinya seperti bangkit
dari mati suri dan memantapkan langkahnya untuk bermusik kembali.
Project baru kemudian ia usung dengan konsep yang berbeda dari
sebelumnya. Ia muncul ke permukaan sebagai seorang solois dengan tampil di
beberapa gigs kolektif dan pensi di Yogyakarta. Sembari bermain di
beberapa panggung tersebut, ia mulai menulis dan memproduksi lagu. Beberapa
perbendaharaan materi lagu miliknya mulai ia bawa ke dapur rekaman untuk
diracik. Pada akhirnya tanggal 2 Juni 2023 ia merilis single perdananya
yang betajuk “Tuhan Cemburu”.
Setelah debut single,
rencananya Agil Wijaya akan kembali meluncurkan single-single baru juga
album. Ia juga berencana menggandeng musisi lain untuk diajak berkolaborasi.
Seperti tidak mau berdiam diri, hal itu dilakukannya karena ia ingin
mencurahkan segala keresahannya serta membagikan energi dan cinta kepada
seluruh pendengarnya melalui lagu-lagu miliknya.
Dalam penggarapan lagu, Agil Wijaya
mengaku lebih berfokus pada penulisan lirik. Meskipun ia sering mengalami creative
block saat merakit sebuah lirik. Ia juga mengakui bahwa penulisan lirik
mengalir begitu saja tanpa ada referensi dari sastra atau semacamnya. Yang
jelas keresahannya ia tuangkan dalam lirik yang ia ciptakan. Terkadang saat
sedang melamun dan segala keresahan berada di kepalanya, ia mengambil secarik
kertas dan tinta kemudian memulai untuk mencorat-coret kertas tersebut dan
jadilah sebuah lirik.
Beberapa musisi diakui dijadikan
referensi oleh Agil Wijaya dalam menciptakan lagu, sebut saja seperti Mac De
Marco dan The Doors. Sedangkan untuk musisi Indonesia ia sering mendengarkan
lagu-lagu dari Romantic Echoes, Bilal Indrajaya, serta Sal Priadi.