Cerita, derita, penjelasan dan penyesalan internalisasi hidup manusia terangkum pada album Fatham Ridwan “SEMBUNYI DI UDARA”.

0

 



Salah satu musisi ini terbilang cukup konsisten dalam pengkaryaan akustik dengan segala bentuk cerita yang dikemas menjadi sebuah narasi yang apik serta mudah dicerna oleh pendengar. Terlebih materi-materi yang pernah dirilis begitu multitafsir namun tidak keluar dari benang merah cerita tersebut.


Setelah merilis Single Terbuka (2017), Senandung Menuju Pagi (2018), Kala Bunga Bercerita (2018) & Pasca Sendiri Berteman Bintang (2020). Fatham Ridwan berhasil merampungkan Albumnya yang bertajuk “SEMBUNYI DI UDARA”.

Cerita tentang Keluarga dan Asmara yang pernah terlahir dalam 4 single sebelumnya, akhirnya bertepi pada Album “SEMBUNYI DI UDARA”. Sebuah refleksi diri yang di lontarkan melalui karya musik menjadi sebuah media penjelasan Fatham Ridwan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada di benaknya sejak dulu.

Jika berkenan kami ringkas, Album ini mengilustrasikan tentang peranan sebuah karya yang menjadi media penyampaian atas segala hal yang belum tentu bisa dijelaskan oleh lisan. Segala bentuk sakit dan sesal tergambar jelas pada tiap-tiap narasi lagunya. Misal pada lagu “Luka Seorang Bapak”, sangat terasa dan relate bagi seorang pekerja lepas yang selalu gagal membuat buah hatinya tersenyum disetiap pulang lantaran lagi-lagi gaji yang didapat tidak dibayar dimuka.



Terakhir, namun tidak kalah penting, album ”SEMBUNYI DI UDARA” menjadi bentuk pembuktian dari Fatham Ridwan bahwa seorang musisi sanggup menciptakan gubahan karya yang idealis tanpa melupakan inklusivitas. Di era modern ini, sang musisi pun meyakini bahwa musik akustik tidak hanya selalu tentang fiksi dan cinta. Pun Fatham Ridwan berharap, album ini dapat mewakilkan cerita dan derita kawan-kawan yang memiliki cerita dan harapan yang sama untuk keluarga maupun pasangan.

 

Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)