Lapar dalam urusan pangan
memang menyakitkan, tapi lapar akan pengakuan bisa jadi lebih mematikan.
Mengusung “Emaciated” sebagai tajuk rilisan terbarunya, unit punk rock asal
Kota Malang, Anniverscary, menggambarkan kelaparan akan kemasyhuran, di mana
ambisi dan keserakahan adalah sumber kepuasan. Dengan ledakan energi dan
barisan lirik yang tak kenal kompromi, Anniverscary menjelajahi sejauh apa
manusia akan menuruti hasrat tak terkendali yang tak hanya merusak jati diri,
tapi juga kemanusiaan itu sendiri.
"Emaciated"
adalah kelanjutan dari rilisan Anniverscary pada tahun 2022, "Coveted,"
sebagai bagian dari proyek berkesinambungan band ini untuk merilis serangkaian
single yang akhirnya akan dikompilasi menjadi sebuah LP.
Mempertahankan format dari
pendahulunya, single ini menawarkan dua lagu: "Lapar" dan
"Carnage", yang menggabungkan dentuman energik dari Street Punk dengan
sentuhan melodi Blues serta elemen Thrash yang agresif. Menampilkan riff yang
kasar, ritme yang menghentak, dan juga vokal yang keras; kedua lagu ini dirancang
untuk mempertahankan esensi Punk klasik sembari menambahkan sentuhan modern
untuk memikat telinga para pendengar.
Lagu pembuka
"Lapar" mengeksplorasi tema kelaparan dengan lebih mendalam,
menyajikan pandangan satir tentang masyarakat saat ini — saat kelaparan tidak
hanya berkisar pada pemenuhan kebutuhan, tetapi juga keinginan akan pengakuan.
Lagu ini menyoroti bagaimana kebanyakan orang saat ini lebih dari bersedia
untuk mengorbankan identitas mereka demi sebuah viralitas. Lagu ini juga
menampilkan Punk rapper kawakan asal Solo (INA), Luwarta, yang bait buatannya
dijamin membuat bulu kuduk berdiri. Dengan frasa tajam seperti, “remukkan kesadaran,
porak-porandakan, garis nasib disayat habis belati hipokrit,” “Lapar” dirangkai
untuk menghadirkan intensitas yang terus-menerus tanpa pernah melamban.
Mengambil inspirasi dari
peristiwa besar terkini: genosida, lagu kedua “Carnage” mengeksplorasi
bagaimana keserakahan mendorong mereka yang lapar akan kekuasaan untuk
melakukan tindakan keji tersebut. Melalui penggambaran yang penuh kepedihan,
lagu ini mengisahkan kebejatan manusia dan bagaimana itu menghancurkan
kehidupan orang-orang tak bersalah. Lagu ini adalah nyanyian konflik yang penuh
kekuatansekaligus meresahkan.
Dirilis oleh Grimace
Records (Austin, TX), single ganda ini menampilkan Dion pada vokal, dengan
Verizza dan Heru pada gitar, Riyant pada bass, dan Jono pada drum. Perekaman,
mixing, dan mastering diselesaikan oleh Satrio Utomo di Griffin Music Studio
(Malang, INA), sementara fotografi dan proses digital sampul album dikerjakan
oleh Lintar Eka (Malang, INA). “Emaciated” kini dapat didengarkan di berbagai
platform musik digital pilihan.