After receiving a mysterious dream, she wakes up and realizes that many things have passed. Soon she goes on a nostalgic journey to some places that make her experiences the unexpected. It turns out that the beauty of life lies in the ordinary and simple things that we often encounter every day. What is beauty in the mundane? she asked.
Dalam single kedua kami ini, terdapat pertanyaan besar yang belum terjawab dari masing-masing personal. Pertanyaan tersebut terikat dengan tema mengenai keindahan. Apakah keindahan itu diciptakan oleh suatu objek dan alasan tertentu yang dapat membuat objek tersebut dapat dikatakan sebagai suatu keindahan? Atau keindahan merupakan keindahan itu sendiri yang tidak membutuhkan objek apapun untuk menjadikannya indah? Di dalam lagu ini kami ingin mencoba mengajak untuk menjawab hal tersebut melalui eskperimen “Beauty in The Mundane”.
"Beauty in the mundane" menggambarkan konsep mengenali dan menghargai keindahan yang terdapat dalam momen-momen atau hal-hal yang sering dianggap biasa, sehari-hari, atau bahkan membosankan. Konsep ini melibatkan pandangan yang lebih dalam dan sensitif terhadap kehidupan sehari-hari, di mana seseorang dapat menemukan pesona, keajaiban, dan makna yang mendalam di dalam hal-hal yang mungkin diabaikan oleh banyak orang. Kami mengakui bahwa keindahan tidak selalu berada di tempat-tempat yang spektakuler atau menonjol secara dramatis. Sebaliknya, keindahan sering kali terungkap dalam momen-momen kecil seperti cahaya senja yang membelai pepohonan, ekspresi wajah seseorang yang memancarkan kebahagiaan, atau suara hujan yang menenangkan di jendela seperti yang tergambar dalam penggalan lirik lagu ini “maybe I was deaf and blind, for the sound surrounding me”.