Alternatif Rock band asal kota
Malang, God Save Ayesha, baru saja merilis maxi-single bertajuk “٢/٢”.
Dipunggawai oleh Angeline Raychel Abigail (Vokal), Wahyu Nurdiansyah Pratama
Santoso (Gitar dan vokal), Abdullah (Gitar), Faisal Nur Hassan (Bass), serta
Adnan Nur Fakhri (Drum). Terbentuk pada akhir tahun 2023, God Save Ayesha
memulai karirnya lewat unit pengiring musik yang dibentuk untuk menggiringi
pementasan naskah berjudul gravito karya Akhudiat pada unit kegiatan mahasiswa
(UKM) teater. Karya-karya God Save Ayesha ciptakan terinspirasi dari seattle
sound yang dicampur melodi melankolis kental dikarenakan terbiasa dalam
mempertebal emosi aktor, suasana dan pementasan teater.
Berangkat dari Limbo EP yang
dirilis 2 bulan lalu, God Save Ayesha kembali melepas karya dengan tema berat
tentang penyikapan terhadap dendam. Pada maxi-single ini, berisi dua lagu dengan
judul Son of Pain dan Teach Me How. Lagu Son of Pain bercerita tentang perasaan
sia- sia dalam membalas dendam terhadap seseorang akhirnya berdampak pada
perasaan kita.
“Lagu son of pain dibuat karena
kebingungan saya dalam menyikapi dendam, yah tidak mungkin juga aku lampiaskan
ke anakku nanti dan mau membalasnya pun tidak mungkin, yang ada sia-sia” ujar
Abdullah sebagai penulis lirik. Mereka percaya bahwa para pendengar pernah merasakan
hal yang sama.
Sedangkan dalam lagu Teach Me How, God Save Ayesha menceritakan tentang dendam seorang lelaki terhadap wanitanya karena telah ditinggalkan tanpa kejelasan yang jelas. Dalam menyikapi dendam itu, Santo sebagai personel dan penulis memilih melarikan diri dan menuturkan “Pada waktu ditinggalin, duniaku seperti berputar 180 derajat, semua hal jadi salah arah dan memburuk. Akhirnya hal itu menyulut dendam pada diriku, aku engga berani menyampaikan langsung akhirnya kujadikan puisi yang diambil teman-teman God Save Ayesha lalu diolah menjadi sebuah lagu”.
Karya musik ini direkam secara
rumahan disalah satu teman mereka bernama Ibrahim Kurniawan dan proses mixing
mastering digarap oleh Studio Barkah yang ada disemarang. Untuk urusan artwork
dikerjakan oleh Fauzan, salah satu teman dekat mereka yang nanti akan menggarap
artwork maxi-single selanjutnya. Proses rekaman instrumen dan vokal dilakukan 1
hari, terbilang cepat karena aransemen lagu telah rampung beberapa bulan lalu.
Maxi-single “٢/٢” sudah dapat
dinikmati di berbagai digital streaming platform dan harapannya akan menjadi
jembatan untuk album mereka di awal tahun depan.