State & Violence Debut Album Megatruh Soundsystem

0




Tepat 20 bulan setelah single pertama “Petrus” diluncurkan, Megatruh Soundsystem merilis debut album mereka, State & Violence, pada 13 Desember melalui Frogsrec. Sebelumnya, proyek musik yang digawangi Ari Hamzah, Arumtaka, dan Kiki Pea ini telah merilis 11 single yang bisa didengar di berbagai platform digital.

Tajuk State & Violence di album debut ini diadopsi dari sebagian besar tema lagu yang membeberkan sederet narasi kekerasan dalam masyarakat, mulai konflik horizontal, genosida, hingga kekerasan yang diproduksi oleh penyelenggara negara.

Secara musikal, Megatruh Soundsystem mengadopsi elemen musik Jamaika, terutama Ska & Dub Reggae, namun trio ini menabrakkannya dengan warna lain; punk rock, hardcore, hip hop, darkwave, psychedelic, hingga ritmik tradisional nusantara. Hal ini bisa disimak lewat sederet nama-nama kolaborator di hampir setiap lagu mereka, sebut saja; Serigala Malam, Lips!!, Presiden Tidore, GNTZ, hingga sederet nama popular di kancah dub reggae; Baxlaxboy, Radit Echoman, dan Aset Negara Sistem Suara.

Nuansa Punk Rock tentunya sangat tidak asing bagi para personelnya. Sebelumnya Ari Hamzah adalah drummer band Pop Punk, Fun As Thirty yang juga mantan personel Endank Soekamti. Kiki Pea dikenal sebagai vokalis band Rockabilly, Kiki & The Klan, dan band Rock bernama Roket. Sementara Arumtaka adalah seorang DJ, pemain kibor di Erwe yang memainkan Ska Rock dan juga bermain untuk unit Hard Rock Danger Stranger.

 

Mixing Ulang dan Dua Lagu Terbaru

Total 12 lagu tersaji di album State & Violence ini, selain sepuluh single yang dipilih untuk dimixing ulang, juga tambahan dua lagu baru yang belum pernah dirilis. Proses mixing ulang disupervisi oleh Wok The Rock, seorang seniman kontemporer, kurator, dan produser.

Untuk album ini Wok The Rock semakin menebalkan nuansa temaram, horor, hingga perombakan sound dengan cukup radikal. Di single-single sebelumnya, Megatruh Soundsystem masih bermain-main dengan eksplorasi suara, namun untuk dijadikan album harus dirajut benang merahnya. “Nantinya anak punk, hardcore, hip hop, reggae, bahkan gothic bisa menikmati keseluruhan album ini,” ujarnya.

State & Violence dibuka oleh “Nuh Bread Sound” yang dinyanyikan dengan gaya ‘Patwa Jamaika’, sebuah bahasa kreol yang diucapkan oleh mayoritas warga Jamaika. Lagu ini berkolaborasi bersama duo musikal asal Jakarta, Aset Negara Sistem Suara, yang berisikan Jenggo (Sing Jay, Toasting) dan Boriez Got Soul (Riddim). Tanpa basa-basi, lagu kedua masih dengan kolaborasi dari skena dub reggae, "Roots Reggae & Revolusi" merupakan hasil kolaborasi Megatruh Soundsystem dengan Baxlaxboy dari Cirebon, Jawa Barat.

Selanjutnya, lewat irama Ska Punk, lagu ketiga di album ini mencoba menguak kembali satu di antara banyaknya tragedi berdarah di era Orde Baru. Aksi ‘Petrus’ telah menghabiskan ratusan nyawa, dan Jogja jadi kota pertama target operasi. Hingga kini pelaku aksi brutal terstruktur dan masif ini masih menjadi misteri. Lagu “Petrus” feat Skinheadbop ini terpilih menjadi salah satu pemenang di Jameson Connects Indonesia. Single ini telah diproduksi dalam format Studio Live Session dan Vinyl Compilation.

Sedikit cooling down, tembang keempat “Let’s Join Let’s Sing and Dance” merupakan lagu lama milik band Ska Rock ERWE yang dirombak ulang ala dub reggae, Dabwok didaulat mengisi vokal utama. Lagu ini merupakan wahana berdansa orang-orang kalah dan terpinggirkan.

Perpaduan unik antara dub reggae khas Megatruh Soundsystem dengan energi punk rock dari band street oi! asal Kota Solo, Tendangan Badut terjadi lewat "Tanpa Tendensi". Musik hasil persilangan darkwave dengan 2tone Ska ini liriknya terinspirasi dari kenangan masa lalu dengan teman-teman dekat yang telah meninggal dunia.

Masih dengan nuansa punk rock, kali ini “Pertahanan Sisilia” adalah hasil kawin silang dengan band Jakarta, Lips!!. Genre 70's punk dengan sentuhan gitar yang crunch dan tempo drum dan bass yang saling saut sautan dilengkapi nyanyian vokalis perempuan. Saat kolaborasi ini terjadi Lips!! masih beranggotakan Dila, Isan, Hari dan Dafi.

Lagu selanjutnya, “Sammaratanna Hellallah” merupakan bentuk kolaborasi lintas disiplin dan kultural dengan menggaet Presiden Tidore, seorang rapper cum budayawan kontemporer asal Indonesia Timur, dan Judith Chung yang dikenal sebagai penulis lagu dan penulis buku berdarah Tionghoa. “Sammaratanna Hellallah” ialah sebuah mantra dari Indonesia Timur mengenai semangat masyarakat dalam bergotong royong menarik perahu dari darat ke laut, dan dirapalkan untuk beberapa hal; tujuan ekonomi, syiar agama, dan lainnya. Bagi Presiden Tidore, mantra adalah bagian dari kosmologi tubuh, dan menjaga mantra adalah menjaga tubuh, menjaga alam, dan ilmu pengetahuan. Mantra tersebut oleh Judith Chung direspon dengan bagaimana manusia hidup di bumi, tidak bisa memilih untuk terluka atau tidak. Baginya, luka itu harus ada agar kita benar-benar menjadi manusia.

 

Masih bercerita tentang kaum marjinal, “Balada Jelata” adalah sebuah anthem Ska, Dub Reggae yang berkolaborasi dengan Radit Echoman. Dilanjutkan dengan lagu yang belum pernah dipublikasikan, “Sikut” adalah tembang lama milik Roket, band rock asal Jogja. Single di band yang juga beranggotakan Kiki Pea ini dibantu oleh Ari Hamzah. Selain aransemen musik yang sudah dirombak total, lagu ini juga melibatkan rapper kharismatik asal Purwokerto, Dracul!

Track berikutnya adalah “Viva La Palestina, Merdeka!”. Bagi Megatruh Soundsystem menyuarakan genosida dan kekerasan terstruktur di Palestina adalah sebuah kewajiban. Bersama banyak warga dunia yang mengecam aksi yang dilakukan oleh Zionis Israel, diharapkan lewat musik, peperangan akan berhenti, dan warga Palestina berhak untuk memperoleh kemerdekaannya.

Selanjutnya adalah “Bandit Kota”, sebuah lagu yang belum pernah dirilis sebelumnya ini berkolaborasi dengan legenda hip hop Yogyakarta, GNTZ. Bercerita tentang kriminalitas anak ingusan yang secara sembrono membuat kegaduhan yang bahkan kerap mengorbankan nyawa secara random, “klitih!”. Beberapa bagian lirik Bandit Kota terinspirasi dari esai karya Muhidin M Dahlan.

Album State & Violence ditutup oleh “Mundur Bukan Pilihan” (dub remix), sebuah anthem dari skena hardcore Yogyakarta milik Serigala Malam. Lagu bertempo cepat tersebut dimasak ulang secara radikal, tapi menghasilkan sesuatu yang baru, Ragga Dub beat, dengan lolongan terompet dan bumbu 2Tone Ska yang sangat kental.  


Tracklist:
1. Nuh Bread Sound (feat Aset Negara)
2. Roots Reggae & Revolusi (feat Baxlaxboy)
3. Petrus (feat Skinheadbop)
4. Let’s Join Let’s Sing and Dance (feat Dabwok)
5. Tanpa Tendensi (feat Tendangan Badut)
6. Pertahanan Sisilia (feat Lips!!)
7. Sammaratanna Hellallah (feat Presiden Tidore & Judith Chung)
8. Balada Jelata (feat Radit Echoman)
9. Sikut (feat Dracul)
10. Viva La Palestina, Merdeka!
11. Bandit Kota (feat GNTZ)

12. Mundur Bukan Pilihan (Serigala Malam dub remix) 

Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)