Dalam mini album Erotomania, Effortone menyusun sebuah konsep cerita yang saling berkaitan dari lagu pertama hingga lagu terakhir. Terinspirasi dari Dream Theater, band ini mengangkat kisah cinta penuh obsesi seorang perempuan penderita Obsessive Love Disorder (OLD), sebuah gangguan psikologis yang membuat seseorang yakin bahwa orang lain mencintainya, meskipun kenyataannya tidak. Tema ini diangkat karena Effortone merasa isu ini relevan dengan banyak pengalaman perempuan di era modern.
Selama proses kreatif, Effortone memperdalam pemahaman mereka tentang OLD melalui artikel, jurnal, dan buku. Salah satu referensi utama mereka adalah ‘The Physiognomy of Mental Diseases’ karya Alexander Morison. Penulisan lirik untuk mini album ini dipercayakan kepada Rezky Reztyawan (Eky), sementara aransemen musik digarap oleh Rakyan Caraka Radya Mangrva (Ken) dan Arya Bagaskara (Aryo).
Mini album Erotomania terbagi dalam tiga sekuel, masing-masing menggambarkan perjalanan emosional tokoh utama.
“Obsessed and Relinquished”: Mengisahkan awal jatuh cinta hingga obsesi yang berujung pada kepasrahan.
“Believe and Distress”: Ketika cintanya berbalas, tetapi akhirnya dikhianati hingga jatuh dalam depresi.
“Numb and Awake”: Menggambarkan kebangkitan emosional setelah melewati masa sulit dan melanjutkan hidup.
Sebagai bagian dari sekuel pertama, Obsessed and Relinquished, lagu “Batas Realita” menjadi sorotan utama. Lagu ini mengeksplorasi perasaan tokoh utama yang terus terabaikan, memaksanya berkhayal tentang memiliki pujaan hatinya. Terinspirasi dari kisah klasik Disney seperti Aladdin, Cinderella, dan Snow White, Effortone menyematkan elemen fantasi dalam liriknya.
Penggalan lirik seperti “Cermin katakan hanya akulah yang bisa memilikimu” terinspirasi dari cermin ajaib di Snow White. Begitu pula frasa “Peri kecilku dengarkanlah aku” yang menggambarkan Cinderella curhat pada ibu peri, serta chorus “Permadani bawa aku ke alam duniamu, kan kubisikkan lembutku” yang terinspirasi dari adegan Aladdin dan permadani terbangnya.
Effortone sengaja memilih referensi ini untuk menggambarkan hasrat dan harapan tokoh utama, seolah cinta dapat dengan mudah dimiliki jika khayalan menjadi nyata.
Dibandingkan dengan mini album Be[r]lagu (2022), “Batas Realita” hadir dengan pendekatan aransemen yang lebih modern namun tetap megah. Elemen ‘string section’ menjadi inti keindahan lagu ini, dipadukan dengan drum bertekstur, gitar yang hangat, serta bass yang tegas namun nyaman di telinga. Semua elemen ini menciptakan kesan sederhana tetapi elegan, menghadirkan pengalaman mendalam bagi pendengar.
Effortone berharap, “Batas Realita” tidak hanya menjadi refleksi bagi mereka yang sedang terjebak dalam obsesi cinta, tetapi juga menyadarkan pendengar akan pentingnya mendekati dan memahami orang-orang di sekitar yang mungkin membutuhkan dukungan emosional.
Temukan kisah dan emosi penuh makna dari Effortone dalam Batas Realita, tersedia di berbagai platform musik digital. Bersiaplah untuk tenggelam dalam dunia fantasi dan obsesi yang dihadirkan Effortone melalui mini album Erotomania.
Tentang Mini Album “Erotomania”
“Erotomania” sendiri merujuk pada salah satu bentuk gangguan kejiwaan di mana seseorang meyakini bahwa orang lain mencintainya, meskipun kenyataannya tidak demikian. Mini album yang sudah dirilis pada 8 November 2024 lalu, mengambil pendekatan serupa seperti album Metropolis, Pt. 2: Scenes from a Memory dari Dream Theater, Effortone merangkai cerita ini dalam tiga sekuel, di mana lagu-lagu dalam mini album saling berkaitan membentuk satu narasi utuh.
“Melalui mini album Erotomania, kami ingin meningkatkan kesadaran tentang Obsessive Love Disorder, terutama untuk teman dan saudara perempuan kita yang mungkin sedang mengalaminya.” Ungkap Rezky. Kami berharap karya ini dapat menjadi pengingat untuk selalu ada dan peduli pada orang-orang terdekat yang membutuhkan dukungan.” Tutup Rezky.
Mayoritas lagu dalam mini album ini ditulis oleh Rezky Reztyawan (Eky), Rakyan Carak Radya Mangrva (Ken), dan Arya Bagaskara (Aryo). Semua lirik ditulis oleh Rezky Reztyawan (Eky). Mini album ini adalah cerminan komitmen Effortone dalam menyampaikan isu-isu emosional yang relevan melalui musik.
Tentang Effortone
Effortone (E.F.R.T) adalah proyek band yang dibentuk karena para personelnya sedang pulang ke kampung halaman masing-masing. Dibentuk pada 27 Agustus 2015, nama Effortone berasal dari tiga kata: Effort (usaha), Tone (nada), dan One (satu). Nama ini mencerminkan filosofi bahwa band ini adalah upaya bersama untuk menciptakan karya melalui nada dan musik yang bermakna.
Effortone digagas oleh Rezky Reztyawan (Eky) sebagai gitaris, Dea Leosya Redo (Leo) sebagai drummer, dan Rakyan Caraka Radya Mangrva (Ken) sebagai bassis. Tak lama kemudian, Arya Bagaskara (Aryo) bergabung sebagai music director, diikuti oleh Rheynajwa Amarylla Iswananda (Najwa) sebagai vokalis. Bersama-sama, mereka membentuk Effortone dengan genre Pop Rock Progresif sebagai identitas musikal mereka.