Setelah merilis dua single, “Sub-Atomic Zamm” dan “Sandy Shores” pada tahun lalu, Jatinangor-based psychedelic rock band, Ruh, kembali hadir dengan mengumumkan album penuh perdananya yang berjudul Echopraxia. Berisikan 12 track, album ini menceritakan sudut pandang masing-masing personel sebagai seorang perantauan yang menghadapi segala bentuk keterbatasan.
Hal tersebut yang kemudian mendorong mereka untuk bereksplorasi dan menerjemahkannya menjadi sebuah album penuh berdurasi 55 menit. Dikasih judul Echopraxia yang berarti ketidaksengajaan individu untuk menyalin kebiasaan individu lain, setiap lagu di dalamnya berpusat pada spektrum kebebasan pikiran, tubuh, dan improvisasi terkait yang mengeksplorasi alam bawah sadar manusia, juga realitas di sekitarnya.
Dalam urusan musik, eksplorasi kembali Ruh tunjukan lewat balutan fuzz sampai reverb yang diiringi bagan musik terstruktur dan kreatif. Secara keseluruhan proses rekaman materi album Echopraxia mereka garap secara mandiri di indekos dengan bantuan Mahendra Ihsan dan Renaldi Al Basyiri dalam urusan mixing dan mastering. Sementara untuk drum dan perkusi mereka garap di Bandung Creative Hub.
.jpg)
Album Echopraxia dari Ruh akan dirilis di seluruh digital music platform pada 14 Februari 2025 besok. Nantinya, Ruh juga akan merilis sebuah music video dari salah satu track Echopraxia yang berkolaborasi bersama SEKAT Studio.
