Seringkali apa yang kita harapkan membuahkan sebuah penyesalan akan apapun. Hal ini diluapkan oleh Bitter Closure, unit emo/alternatif dari Surabaya yang baru saja merilis single berjudul “Confined by Time”. Dengan bekal maxi-single yang dirilis secara independen oleh Javier, Panca, dan Rangga pada tahun 2023, Bitter Closure memiliki pondasi yang kuat akan musiknya. Mereka berusaha meluapkan apa saja yang bisa mereka keluarkan dan hal itu terucap secara gamblang.
Mereferensikan band-band seperti The Story So Far, Nothing, Verse, dan Moving Mountains, Bitter Closure mempunyai cakupan yang sangat variatif. Namun, alunan melankolis tersebut terasa dalam setiap bait dan instrumental yang dibawakan oleh mereka. Justru saya malah teringat band asal Jepang yaitu ‘Asunojokei’ walaupun hanya terlewat saja. Namun, blend in antara shoegaze dan emo membuat Bitter Closure keluar dari zona nyaman mereka yang awalnya membawakan pop-punk/melodic hardcore ala The Story So Far hingga Such Gold.
Apa yang terjadi oleh mereka sangatlah pure terjadi dengan kejujuran yang diluapkan oleh Javier dan dieksekusi secara baik oleh mereka. Rasa penyesalan tersebut dan luntur akan harapan yang termakan oleh waktu terlihat dalam bait “I letting you claim it’s my fault I letting you to catch my cloud”, rasa penyesalan tersebut disebutkan secara eksplisit oleh mereka. Lalu penerapan quiet-loud oleh Bitter Closure menjadikan musik tersebut menjadi sangatlah emosional.
Confined by Time sendiri ditulis oleh Javier dan untuk departemen instrumen dikerjakan secara kolektif oleh Javier, Panca, dan Rangga. Di sisi lain, artwork Confined by Time digarap oleh Rangga.