Through The Blur merupakan single pertama mereka, berbicara mengenai perjalanan untuk kembali menemukan diri sendiri, melalui perantara yang kerap dianggap paling picisan di muka bumi ini: cinta kasih.
Mereka percaya, cinta kasih selalu dapat menyelamatkan. Tidak melulu berbicara mengenai hubungan romansa antara dua kekasih, cinta dapat berasal dari siapa saja. Ibu, ayah, teman dekat, guru, tukang cukur langganan, pemilik warung tempat kita tidak sengaja berkeluh kesah, dan banyak lainnya.
Through The Blur semacam surat untuk siapa saja yang pernah merasa tenggelam dalam bayangan hidup sendiri. Melalui kebisingan dan ragam distorsi, kami menyuguhkan sebuah perjalanan sonik yang reflektif—mengendap, mengguncang, lalu membebaskan.
Teman-teman dekat yang sempat menyaksikan Mereka bermain, kerap melabeli musik Grey Castle bernuansa depresif. Barangkali karena tema yang Mereka angkat berakar pada keresahan eksistensial dan alienasi, ini semacam alih wahana dari lirikal DSBM (Depressive Suicidal Black Metal) yang Mereka masukkan ke dalam ruang genre shoegaze yang bising.