Babak Baru Perjalanan Musik Disvigured Melalui Single “Dead March For Concupiscence”

0

 


Setelah hampir delapan tahun sejak perilisan “Consumed of Human Cadaver”, Disvigured kini kembali lewat sebuah lagu bertajuk “Dead March For Concupiscence”. Single ini hadir dengan musik yang lebih eksploratif berbeda dengan lagu-lagu Disvigured sebelumnya.

     Lirik “Dead March For Concupiscence” merupakan interprestasi dari hari pembalasan yaitu tentang orang-orang pelaku pelecehan sexual dan orang-orang gak bener. Di lagu ini diceritakan dimana mereka akhirnya menghadapi kiamat dengan siksaan yang terus menerus sesuai dengan apa yang mereka perbuat selama hidup di dunia. Melalui berita kasus-kasus pelecehan yang sedang marak terjadi, Dead march of concupiscence menceritakan mengenai para pelaku tersebut. Kebanyakan pelaku sudah mengetahui bahwa perbuatannya tersebut merupakan hal yang salah, tetapi karena otak mereka sudah dipenuhi dengan hasrat dan concupiscence (di dalam kamus oxford merupakan kata kerja yang memiliki arti keinginan yang kuat akan kegiatan seksual) sehingga mereka melupakan hal yang salah tersebut. Penulis menggambarkan dan membayangkan bagaimana mereka akan muncul di hari akhir masih dengan perasaan yang kuat tersebut. terang Raisa Alifya.

    Bila sebelumnya Disvigured lebih dikenal dengan sosok Isabella Putri sebagai vocal, kini ada sosok baru yaitu Raisa Alifya yang menjadi front woman di band ini. Berbeda dengan konsep lagu-lagu terdahulu, musik pada  lagu ini terdengar lebih eksploratif dan tidak monoton. Ada beberapa kali perpindahan tempo pada lagu ini , di awali dengan riff gitar yang cepat, groovy, dan ada beberapa part breakdown.

   Lagu yang diproduksi pada bulan September 2024 silam, diawali dengan pembuatan riff-riff gitar oleh Hendi fauzi , lalu disempurnakan dengan sesi  jamming di studio. Untuk proses rekaman lagu ini berlangsung di tiga tempat berbeda. Untuk proses merekam gitar dan bass di home base Disvigured sendiri  yaitu di Ciamis, lalu untuk take drum di Studio Escape Bandung. Ada hal menarik  ketika  sesi  take drum berlangsung, diawali dengan operator rekaman yang datang nya telat 2 jam karena terhalang cuaca  buruk saat itu. Ketika operator tiba ada trouble dari file yang kita bawa tidak terbaca oleh system yang ada di studio. Setelah ulik sana-sini akhirnya take drum bisa di mulai dari jam 23:30 – 03:00. Untuk sesi take vocal kita menyewa satu studio latihan di Jatinangor yaitu Reborn studio dengan membawa alat sendiri untuk merekam vocal. Mixing mastering kita percayakan pada Ridwan Emanuel Purba “Jasad” dari Crows Music untuk single terbaru ini.

Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)