Mengisahkan Kesedihan: Pie Lace meluapkan kepedihan akan kehilangan berbalut single ke-2 yaitu “Sepuluh Mei”

0

”single ini menceritakan kesedihan dalam karya Pie Lace”


Pie Lace melakukan proyek dalam format single untuk melanjutkan langkah - langkah berikutnya dalam membuat karya dan akan selalu bertumbuh untuk karya yang akan dihasilkan Pie Lace. Proyek ini diusung oleh band beranggotakan Ananda Rachmadhan, Novrinda Wibhisana, Muhammad Natsir Akbar Mahdholi, Ikhsan Muhamad Mudjenan.


Single ini dirilis pada tanggal 26 Juli 2024 di platform streaming digital dengan didampingi video lirik bertema seseorang yang dalam perasaan yang campur aduk dimana merasakan depresi, kesendirian, meratapi kesedihan. “Sepuluh Mei” adalah sebuah lagu yang meresap ke dalam hati, mengisahkan perjuangan emosional seseorang yang merindukan kehadiran seseorang yang telah pergi. Dengan lirik yang melankolis dan musik yang enerjik, lagu ini menggambarkan betapa kuatnya harapan dan keikhlasan yang tak tergoyahkan, meski akhirnya harus tunduk pada takdir yang tak dapat dihindari. "Sepuluh Mei" menjadi simbol dari kerinduan yang abadi dan kekuatan untuk menerima kenyataan pahit, menghadirkan perpaduan sempurna antara keindahan dan kesedihan. Lagu ini diharapkan dapat menemani para pendengar yang sama-sama merasa kehilangan serta mengajak untuk dapat mengikhlaskan seseorang yang telah pergi.

Artwork dari single inip bukanlah sekadar gambar biasa, melainkan sebuah lukisan yang dipenuhi dengan keindahan dan makna mendalam. Lukisan ini diciptakan oleh tangan-tangan terampil dari anak-anak panti asuhan, membawa serta cerita unik dan inspiratif ke dalam setiap goresan warna. Lukisan ini tidak hanya memperindah visual, tetapi juga menggambarkan harapan, impian, dan kekuatan dari anak-anak yang luar biasa tersebut. Kumpulan kaset pita bekas tersebut juga membawa kenangan akan sosok yang telah tiada. Kaset-kaset usang itu menjadi saksi bisu atas perjalanan hidup yang pernah dilalui bersama beliau, menyimpan untaian lagu-lagu yang pernah menemani hari-hari. Perpaduan antara lukisan penuh makna dan kaset pita bekas yang sarat akan kenangan ini menciptakan sebuah visual yang unik dan menyentuh.



Single ini diproduseri oleh Gilang Galih Kusuma di NGSP Studio serta lirik yang ditulis oleh Ananda Rachmadan yang dilatarbelakangi pengalaman pribadi dari kehilangan almarhumah ibundanya dan disajikan dengan musik bernuansa emosional dan kesedihan.


Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)