Satu kelana
ke hari-hari penuh suka cita. Rombongan HE3X (yang pernah bersama-sama tinggal
di Bandung dan hari ini bangga menjadi warga Tangsel) berisikan Rievan, Lexa,
Kay, Kiki, dan Bimo saling bersahutan mengumbar kalimat-kalimat tentang dilema
cinta dan persahabatan, dalih bekerja demi mendapatkan ilusi menjadi dewasa,
hingga bagaimana menjadi bijak dalam mengasuh generasi penerus bangsa.
Terbentuk di bulan April 2023, HE3X (baca: He he he, atau heex/hiks, atau boleh
juga hex, sila pilih sesukamu) sepakat bahwa tiga lagu berjudul Sobbie,
Waktunya, dan Weezdom sebagai pintu masuk menuju tanggung jawab keseharian yang
menyenangkan. Sila menepuk dada atau menghela napas.
Transisi
dan keakraban bisa jadi dua kata kunci dalam mengintip tujuan HE3X bermusik. Nuansa
musik yang menjunjung tinggi ke-anak muda-an periode pertengahan 2000-an begitu
kental. Mengingatkan pada masa-masa perubahan cara mendengar dan mengakses ragam
jenis musik di kala itu. Oleh karenanya, musik HE3X terasa begitu akrab bagi generasi
pelopor pengguna internet secara kolektif di warung-warung penjaja koneksi.
HE3X mampu menyajikan unsur-unsur musik periode spesifik yang diracik dengan
lirik yang menyentuh sanubari para pekerja kreatif hari ini.
Dibuka
dengan Sobbie yang kental dengan nuansa pop yang renyah, HE3X mengajak pendengarnya
untuk menikmati tarik ulur sebuah hubungan penuh dilema. Kombinasi vocal Rievan
dan Lexa yang saling bersahutan sedikit banyak menjadi gambaran reka ulang persoalan
dua insan tersebut. Dan sekaligus juga potensial menjadi tembang duet di KTV-KTV
favoritmu. “Kalau kalian mengira HE3X coba mendompleng Hayley Williams dan Paramore
era emo, karena ada vokalis perempuan, kalian salah besar!” Begitu kata Rievan.
Mungkin
kalian bisa coba dengar Vicious Love-nya New Found Glory? He he he. Sobbie yang
bisa dimaknai sebagai satu peristiwa yang penuh isak tangis (sobbing) atau
mungkin plesetan dari kata sobat (?) ini memicu lompatan dan teriakan histeris
di festival musik yang mengasyikkan meskipun terik.
Lagu kedua
sekaligus menjadi tajuk utama maxi single perdana HE3X. Waktunya langsung tancap
gas di detik pertama. Pendengar akan dibawa ke fragmen-fragmen The Ataris, Yellowcard,
dan mungkin Fall Out Boy, kembali mengingatkan satu periode ketika MySpace masih
berjaya (ternyata MySpace masih ada, lho). Dari segi lirik, Waktunya seperti mengingatkan
bahwa hari esok adalah hari yang baru. Hari ini harus direnggut tetapi Ketika sudah
usai, baiknya kita menyambut hari esok. Karena waktu pasti akan menyembuhkan...
Sebagai penutup, Weezdom hadir dengan begitu manis karena berisi janji-janji menuju kebijaksanaan. Lagu ini bisa menjadi refleksi untuk memaknai tanggung jawab, khususnya untuk generasi penerus sebagai pemegang tongkat estafet kehidupan. Dengan suasana yang sedikit lebih gloomy, HE3X melebarkan dimensi musiknya hingga ke periode 90-an, apakah ada Weezer dalam Weezdom? “Menurut kami, ini kompilasi berbagai macam karakter musik rock-indie-pop 90-an, ada Weezer, Nirvana, Jimmy Eat World dan lain-lain layaknya kaset mixtape bootleg yang kita punya di masa itu tapi dengan vokal dominan perempuan,” kata mereka.
Maxi single
milik HE3X yang mulai diproduksi sejak akhir tahun 2023 ini melibatkan Wisnu Ikhsantama
WIcaksana (Tama) dan Kay sebagai produsernya. Meskipun berbicara tentang masa
(menjadi) dewasa penuh tanggungan dengan setelan nuansa keriangan anak muda yang
meraba-raba apa arti tanggung jawab, musik mereka bukanlah musik generasi lalu.
HE3X justru hadir secara segar dengan leburan ragam referensi dan latar
belakang masing-masing personilnya. Musik HE3X mungkin saja mendefinisikan satu
waktu spesifik di masa lalu yang pada masa tayangnya di kemudian hari menjadi
kaya makna dan masuk akal.


