“Kenapa di usia 20-an segalanya terasa begitu rumit?” Pertanyaan ini sering muncul, dan barangkali jadi keresahan yang sama bagi banyak orang. Di usia yang masih muda, cinta sering kali mendominasi, pertemanan pun tak selalu memberi jawaban, hingga akhirnya rumah sejati hanya bisa ditemukan pada keluarga. Dan “ikhlas” selalu jadi kunci untuk melanjutkan langkah.
Keresahan itulah yang dituangkan Gabriella Fernaldi dalam mini album terbarunya, Episode 25. Lewat lima lagu dalam Episode 25, Gabriella merangkum potret perjalanan hidup di usia 20-an. Cinta hadir lewat ‘Tuan Rumit’ dan ‘Jemariku’. Kadang hangat, kadang penuh pertanyaan. Namun tak jarang, cinta juga meninggalkan ruang kosong seperti yang tergambar dalam ‘Yang Terbaik Sepi’. Pada akhirnya, pulang ke orang tua selalu menjadi rumah yang paling nyaman, sebagaimana dituangkan dalam ‘Aku Takut’, hingga perjalanan-nya ditutup dengan keikhlasan lewat ‘Biru’.
Menggandeng Daniel Robinsar Sibuea sebagai produser, Episode 25 memadukan warna pop, jazz, soul, dan folk. Instrumen yang organik, progresi harmoni bernuansa retro, dan groove yang lembut memberi warna klasik pada aransemen. Kehadiran vokal Gabriella yang dalam dan berkarakter menjadi pusat yang menyatukan seluruh nuansa musik,
menghadirkan kesan intim dan emosional, seolah pendengar diajak masuk ke dalam ruang pribadi penyanyi.
“Semua lagu di sini, 100% murni perasaan.” ucap Gabriella.
Episode 25 bukan sekadar kisah pribadi Gabriella, melainkan juga cermin bagi banyak orang yang tengah menapaki usia 20-an. Setiap lagunya hadir sebagai teman perjalanan: menemani cinta yang rumit, sepi yang menusuk, ketakutan yang tak terucap, hingga proses belajar menerima dan mengikhlaskan.
Mini album Episode 25 resmi dirilis pada 26 September 2025, dan sudah dapat dinikmati di seluruh platform digital. Bersamaan dengan itu, Gabriella juga merilis lyric video untuk menemani pendengar menyelami makna di balik setiap kata.
